Jumat, 24 Oktober 2008

Antara Gaptek & Anak Kita

Tadinya saya berfikir gini, “asik juga ya aku punya HP agak canggih kaya gini!”.. Setelah saya dapet cerita dari temen tentang anaknya yang lebih jago membuka HP canggih daripada bapaknya, sungguh sangat prihatin banget. Tahu kan maksudnya….. Itulah teknologi… dan itulah anak jaman sekarang…. Lebih pinter, lebih jago, dan lebih cerdas daripada ortunya. Serbuan informasi susah dibendung sementara generasi sekarang lebih melek teknologi daripada generasi di atasnya,

Penyediaan fasilitas untuk anak-anak kita tersayang memang perlu, namun perlu dicermati juga bahwa kadang kita kadang kurang paham tentang fasilitas tersebut. Banyak orang tua sadar kemungkinan pengaruh itu. Sayangnya, mereka tak berbuat banyak. Hasil riset Femina Group Juni 2006, sebanyak 80 persen orang tua yang menyimpan komputer di kamar anak ternyata tidak atau belum memasang software yang dapat menyaring situs-situs bermuatan pornografi di internet. Sementara itu, 70 persen orang tua yang berlangganan televisi kabel mengaku tidak tahu atau tidak memakai sarana parental lock. Padahal, separuh lebih responden angket memiliki anak berusia 10 tahun. Usia yang bisa dianggap rawan terhadap perkembangan psikologis anak-anak.

Dalam seminar yang menghadirkan pembicara psikolog Dr Rose Mini AP MPsi dan Sigit Widodo ST, pemimpin redaksi PC Magazine, semua pembicara sepakat bahwa sebaiknya orang tua secara paranoid melarang anak menggunakan teknologi seperti internet. Sebab, selain justru mengundang rasa ingin tahu, anak bisa mendapatkannya di mana pun di luar rumah tanpa
terkontrol. Lebih baik, kata Rose Mini, ''Gunakan filter yang tepat dan jadikan ajang untuk diskusi dengan anak.'' Orang tua pun harus belajar cara memanfaatkan, misalnya, internet dan berikan pemahaman yang benar.

Untuk mencegah dampak negatif, Romi dan Sigit berpendapat, teknologi apa pun, baik telepon seluler maupun komputer jika diberikan pada anak hendaklah yang bersifat low end, yang paling sederhana. Bila memberikan telepon seluler, saran Romi, hendaknya tidak yang menggunakan fasilitas multimedia messaging service (MMS). Seperti halnya televisi, hendaknya diletakkan di tempat umum, bukan di kamar anak. Letakkan komputer pada tempat yang dapat diawasi. Kalaupun terpaksa meletakkan komputer di kamar anak, Rosemini menyarankan para orang tua agar memberikan komputer yang tidak terkoneksi dengan internet.

Cara Pintar Hindari Bahaya Telepon Seluler:
- Hindari penggunaan telepon seluler berfitur canggih oleh anak-anak di bawah umur.
- Jika tak dapat dihindari, awasi pemakaian ponsel dengan lebih ketat. Lakukan pengecekan secara berkala.

Televisi:
- Waspadai muatan pornografi, kekerasan, dan tayangan mistis.
- Perhatikan batasan umur penonton pada film yang tengah ditayangkan.
- Televisi kabel dan satelit memberikan pilihan parental lock. Aktifkan dan gunakan segera.

Komputer dan Internet:
- Waspadai muatan pornografi digital (online maupun offline)
- Waspadai kekerasan pada game.
- Waspadalah, internet menyebarkan semua muatan, baik positif maupun negatif.
- Cek history browser pada komputer anak untuk melihat apa saja yang sudah dilihatnya.
- Gunakan program filtering, parental control.
- Jangan letakkan komputer di dalam kamar, letakkan pada tempat yang bisa diawasi.
- Bila terpaksa meletakkan komputer dalam kamar anak, jangan lengkapi dengan koneksi internet.

By Dewi Widiastuti, Jakarta

1 komentar:

Wahyu Purnomo mengatakan...

artikel yang menarik.... wah betul-betul terasa kasih sayang seorang ibu pada anak,

ditunggu tulisan-tulisan berikutnya... makasih sudah menjawab tantangan kang Untung....
dan kayaknya jadi wanita pertama smago86 yang menulis di web smago86.. salut